Sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi remaja untuk mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak. Menurut Dr. Rahma, seorang ahli gizi dari Universitas Kesehatan, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko diabetes pada remaja. “Makanan cepat saji mengandung banyak gula dan lemak jenuh yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan akhirnya menyebabkan diabetes,” ujarnya.
Selain itu, kebiasaan kurang berolahraga juga dapat meningkatkan risiko diabetes pada remaja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Budi, seorang ahli endokrinologi, remaja yang jarang berolahraga cenderung memiliki kadar gula darah yang tinggi. “Olahraga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan menjaga kadar gula darah tetap stabil,” katanya.
Tidak hanya itu, kebiasaan begadang dan kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko diabetes pada remaja. Menurut Dr. Siti, seorang dokter spesialis kesehatan jiwa, kurang tidur dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan meningkatkan kadar gula darah. “Remaja sebaiknya memprioritaskan tidur yang cukup agar tubuh dapat beristirahat dengan baik dan mengatur kadar gula darah secara optimal,” ujarnya.
Selain itu, konsumsi minuman bersoda yang tinggi gula juga dapat meningkatkan risiko diabetes pada remaja. Menurut Dr. Andi, seorang ahli gizi, minuman bersoda mengandung banyak gula tambahan yang dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. “Sebaiknya remaja mengganti minuman bersoda dengan air putih atau jus buah alami untuk mengurangi risiko diabetes,” katanya.
Dengan demikian, penting bagi remaja untuk memperhatikan kebiasaan sehari-hari mereka agar dapat mengurangi risiko diabetes. Dengan mengontrol pola makan, rutin berolahraga, tidur yang cukup, dan menghindari minuman bersoda, remaja dapat menjaga kesehatan dan mencegah diabetes. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang tepat mengenai pola hidup sehat.